Minggu, 30 November 2014

Resensi Film


Anna and The King
  
Anna and The King
Anna and the King merupakan film yang menceritakan kehidupan  Anna Leonowens yang diperankan oleh Jodie Foster sebagai seorang janda dari Inggris yang mendapat pekerjaan sebagai guru privat bagi anak-anak Raja Mongkut yang diperankan oleh Chow Yun Fat di Siam. Anna mengajak anaknya Louis yang diperankan oleh Tom Felton dalam menjalankan tugasnya di Istana Siam. Raja mongkut yang bertindak semena-mena mengingkari janjinya yaitu Anna harus mengajar seluruh anak raja yang berjumlah 68 orang dan seorang anak selir baru raja yaitu Tuptim. Tuptim merupakan kekasih seorang warga masyarakat biasa yang diperistri oleh Raja Mongkut. Bukan hanya itu Anna yang awalnya dijanjikan akan disediakan tempat tinggal di luar wilayah istana tetapi hak tersebut tidak didapatkannya. Anna pun tinggal di istana bersama anaknya. Anna merasa tidak nyaman dan kesulitan ketika harus tinggal di Istana dengan segala macam protokoler dan adat yang sangat berbeda dari negara asalnya. Konflik dengan raja dan pejabat-pejabat istana tidak bisa terelakkan karena kesulitan menyesuaikan diri ini.

Raja Mongkut yang pada masanya dianggap sebagai penjelmaan Tuhan, tentunya mempunyai kekuasaan yang luar biasa. Ia tidak bisa ditentang apalagi oleh wanita. Tapi Anna sebagai seorang wanita yang tegas, cerdas dan berani itu mempuyai caranya sendiri untuk menghormati raja. Siam merupakan negara monarki yang mempunyai kepercayaan bahwa semakin banyak anak merupakan salah satu cara yang tepat untuk dipersiapkan dalam perang dan melawan penyakit.

Adanya perbedaan karakter dan gaya hidup antara anak-anak raja dan anak Anna pada awalnya sangat terlihat kontras. Pada pembelajaran hari pertamapun diwarnai dengan pertengkaran antara keduanya. Kemudian anak raja dihukum sebagai peringatan. Proses pembelajaran pada hari berikutnya berjalan lancar dengan seiring keakraban anak raja dan Louis anak Anna. Tidak lama setelah itu Anna di berikan tempat tinggal di luar istana.

Suatu hari semua penghuni Siam diajak untuk  melakukan dan merayakan pesta dengan orang Inggris. Annapun mulai mengajarkan dan melatih semua penghuni Istana Siam untuk melakukan segala sesuatunya dalam pesta nanti. Awalnya terlihat sulit karena waktu yang disediakan cukup singkat. Tetapi berkat bantuan dan kerja keras Anna semua bisa dipersiapkan dengan baik. Dalam pesta tersebut sangat terlihat jelas perbedaan budaya dan karakter antara bangsawan Inggris dengan semua penghuni Siam. Bangsawan inggris cenderung sombong dan kubu Raja Mongkut yang masih terlihat kental dengan tradisinya.

Dalam perjalanannya menjadi seorang pengajar Anna melihat perbudakan di Siam yang berjalan bebas dan sudah menjadi budaya di lingkungan istana. Selain sebagai sosok pengajar yang profesional Anna juga mempunyai misi agar wanita mempunyai kedudukan yang sama dengan pria. Hal ini terlihat pada penghukuman dan penangkapan Tuptim dan kekasihnya seorang warga biasa yang masih melakukan hubungan melalui perantara Anna. Anna menolak hukuman yang diberikan kepada Tuptim dan kekasihnya. Tetapi Anna tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya Tuptim dan pasangannya dihukum mati.

Hari tetap harus berjalan dengan rasa penyesalan akan kematian Tuptim dan kekasihnya. Di sisi lain pembelajaran antara Anna dan anak-anak raja berjalan lancar. Annapun memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kehidupan disana menjadi lebih terbuka dan mulai terlihat semakin akrab satu sama lain. Rasa suka raja terhadap Anna mulai tumbuh. Hal tersebut juga dibarengi adanya persengketaan antara Siam terhadap patner bisnis Kincaid. Tak lama setelah terdengarnya kabar tersebut ternyata perang penyerangan pengkhianatan sudah di depan mata. Tapi untuk menjaga rasa ketentraman masyarakat Siam, Raja Mongkut mengalihkan kabar ini menjadi kabar gembira. Kemudian semua rakyat mengadakan pesta dan Raja Mongkut pergi bersama pasukannya dan juga Anna beserta anaknya untuk mnghadang dan melawan para pemberontak tersebut. Dalam peperangan tersebut Raja Mongkut menggunakan jebakan dan triknya dalam melakukan perlawanannya.

Akhir peperangan tersebut dimenangkan pihak Raja Mongkut dengan persiapan jebakan raja dan trik Anna yang menggunakan terompet seakan-akan raja bersama pasukan Inggris melakukan perlawanan. Pihak raja akhirnya bisa memukul mundur pihak pemberontak.

KKN


KKN PPL Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Tahun 2014

Pelepasan KKN-PPL tahun 2014 di Auditorium Univet Bantara Sukoharjo
Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan setiap orang. Bagi orang yang tinggal di pedesaan telah akrab dengan yang namanya pengabdian masyarakat. Nilai kekeluargaan dan gotong royong masih dilestarikan untuk membina hubungan yang erat antara anggota masyarakat.

Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengabdian masyarakat menjadi salah satu bagiannya. Perguruan tinggi swasta maupun negeri, menggunakan kegiatan KKN sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk mahasiswa yang siap dan cakap untuk hidup bermasyarakat serta dapat mengimplementasikan ilmu yang di dapat untuk diaplikasikan dalam masyarakat.

Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo sendiri memiliki kegiatan KKN yang rutin di setiap tahunnya. KKN terdiri dari dua bagian yaitu, KKN Pos Daya untuk semua mahasiswa semester 7 kecuali program studi PGSD dan KKN-PPL khusus untuk program studi PGSD. Sekilas memang tidak ada perbedaan dari kedua program KKN ini, hanya saja waktu pelaksanaan yang berbeda. Untuk KKN-PPL ditambahkan kegiatan PPL yang digabungkan dengan kegiatan KKN. KKN-PPL ini merupakan KKN simultan, artinya KKN yang dilakukan terdiri dari dua kegiatan yang digabungkan, yaitu KKN dan PPL. KKN sendiri merupakan program yang dibawahi oleh LPPM sedangkan PPL merupakan program dari fakultas, untuk itu KKN-PPL berada di bawah tanggungjawab Lembaga khususnya Bidang Kemahasiswaan.

KKN Pos Daya telah diterjunkan tanggal 15 September dan akan berakhir tanggal 15 November. KKN-PPL diterjunkan tanggal 23 Oktober dan berakhir tanggal 23 Desember 2014. Penerjunan mahasiswa KKN ini mundur dari jadwal yang telah ditetapkan yang semula akan dilaksanakan tanggal 20 Oktober 2014. Pengunduran penerjunan mahasiswa KKN-PPL dengan dasar pertimbangan plotting lokasi KKN-PPL dan perijinan ke KESBANGPOLINMAS dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo sedang dalam proses. Mahasiswa yang akan diterjunkan sejumlah 416 mahasiswa dari program studi PGSD dengan tiga kecamatan lokasi KKN yaitu Kecamatan Madegondo, Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan.

Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan KKN-PPL ini adalah daerah yang belum mendapat perijinan atau daerah yang dinilai sudah maju sehingga mahasiswa tidak dapat menjalankan program yang dicanangkan untuk desa. Kegiatan PPL sendiri dilakukan dengan memilih sekolah dasar 3 dan 4 dalam setiap daerah, sehingga pihak universitas harus mencarikan desa yang memiliki kriteria tersebut.

Penginapan untuk mahasiswa pun menjadi kendala jika tidak ada penyediaan tempat dari desa yang akan dilaksanakan kegiatan KKN-PPL. Sehingga mahasiswa harus menyiapkan tempat penginapan sendiri. Harapan untuk KKN-PPL ini dapat diterima dengan tangan terbuka oleh masyarakat desa. Karena kegiatan KKN-PPLini dapat bermanfaat untuk program dalam desa itu sendiri.